3 November 2008

soempah pemoeda

sebuah pertanyaan mendasar,seberapa pentignkah sumpah pemuda untuk generasi kita saat ini?

a. penting banget
b. ga penting banget
c. dipenting - pentingin supaya keliatan penting

Sekedar kilas balik Sumpah pemuda itu diadakan tanggal 28 Oktober 1928, nah pada saat itu berkumpul para nyong seluruh Indonesia..( mang Indonesia udah ada ??) ada nyong java, nyong ambon, nyong celebes,nyong Sumateranen Bond (tempat mangkalnya James Bond waktu masih tinggal di medan),Nyong Batak, wak nyong dan segala gala nyong yang lain nya pada ngumpul untuk ikut kongres pemuda yang kedua.

Setelah digelar tiga kali rapat diruangan tak ber - AC dibuatlah rumusan hasil kongres, hasilnya adalah teks ikrar berbangsa, bertanah air dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Nyong nyong ini dengan antusias datang dari jauh untuk untuk berkumpul dengan nyong lain nya untuk satu perjuangan mencapai Indonesia merdeka, ada juga diantara mereka yang datang dengan niat untuk sekedar foto-foto, soalnya tersiar kabar saat itu kalo di Batavia udah bisa bikin cermin dalam bentuk kertas ( baca : foto), maklumlah foto waktu itu jadi barang yang tak pernah dibayangkan ada..samalah seperti kita ngebayangin dinosaurus, nah kalo ada mesin waktu yang bisa memungkinkan kita ngeliat dinosaurus pastilah pada berduyun-duyun mendaftar untuk bisa ikut dalam mesin waktu, sapa tau bisa ketemu nabi Adam..

“ wuiss..udah sampai Jayakarta kita orang..”
“gilak kali lai..rame kali jawa disini, mau kali aku difoto di depan Monas (??*&!??)” Komen beberapa nyong yang berhasil diwawancarai

Back to Sumpah Pemuda..

Gaya para nyong nyong itupun ga kalah asyik..kancing baju yang nyekik leher, rambut mengkilat -sekemilaunya mutiara di jamrud khatulistiwa- berkat coconut oil ( Ind: minyak kelapa), sebengan rambut yang nikung kanan atau juga kiri dengan kemiringan 45 derajat, celana putih ( ga tau apa karena fotonya hitam putih ya..hehe), eitsss…bajunya jg putih ( setelah kroscek ke tetangga benar aja jaman dulu warna foto itu cuma ada hitam dan putih so..semuanya kliatan putih ) plus dasi yang warna nya hitam (lagi lagi ini hanya pengaruh tekhnologi jadul yang ga kenal warna di media foto). Udahlah kita ga ngebahas fotografi.

Menurut Risalah rapat kongres itu diadakan di tiga gedung yang berbeda, salah satunya digelar di Oost-Java Bioscoop, tebakanku ini pasti gedung bioskop yang dibuat ama Belanda untuk memuaskan nafsu bejad mereka menonton film. Masalahnya mulai muncul ketika nyong nyong peserta kongres mulai ga konsen dengan materi rapat karena ada film Laskar Pelangi lagi tayang di theatre 3 (kidding nya orang ganteng) .

Dus …

Salah satu tokoh yang berperan besar di hajatan ini adalah Muhammad Yamin (Smoga diberikan kelapangan kubur untuk beliau), Muhammad Yamin menguraikan arti pentingnya persatuan antar pemuda, menurutnya ada 5 faktor penting yang bisa memperkuat persatuan yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kemuauan. Semua itu tertuang dalam buku PSPB kurikulum 1994 dengan metode belajar CBSA. Tapi yang perlu kita tau bahwa semangat pemuda dulu itu luar biasa, mereka memang benar – benar berbuat untuk negeri ini, bayangin Medan – Jakarta itu jauh bo’ , at the time ga ada pesawat yang bisa bikin kita 3 kali bolak balik Mdn-Jkt dalam sehari seperti sekarang. Gila kan perjuangan mereka untuk ikut serta di Kongres Pemuda dan sssttt..juga untuk foto – foto di depan Monas ??????..

Oke

Ada satu sejarah lagi yang kalian harus tau.. kali ini tentang lagu kebangsaan kita “Indonesia Raya”, ingat!! bukan Endonesia tapi (In)donesia. Lagu ini diciptakan Wage Rudolph Supratman, suatu ketika Wage membaca karangan di majalah Timbul, pengarang nya menantang ahli ahli music Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan. Wage seorang “anak band” yang jago ngesek biola inipun tertantang. Sekedar bocoran (!!! Jangan dipublikasikan) sebenarnya waktu itu ada satu lagi yang masuk nominasi lagu kebangsaan yaitu ABC eits A.C.I I mean..ACI aku cinta Indonesia..A untuk amad C untuk cahyo I untuk Ito…itu sekilas liriknya, tapi sayang lagu ini akhirnya kalah saing.
Alhasil pada tahun 1924 lagu Indonesia Raya selesai diliris dan siap dilempar ke pasar.


puncaknya ada waktu malam penutupan Kongres Pemuda kedua, Wage “nampil” dengan diiringi biola yang dimainkan nya sendiri, itulah waktu pertama sekali lagu Indonesia Raya didengarkan di depan umum, sambutannya pun luar biasa pengunjung ampe standing ovation untuk lagu ini, pasar music heboh, radio radio seantero jagad raya menjadikan lagu ini #1 dalam Chart lagu mereka, pecinta music ngantri untuk dapetin CD dan kaset nya, dan Adri Subono pun mulai sibuk menyiapkan venue untuk konser berikutnya.

Efeknya Wage ditangkap dan ditahan Belanda karena lagu ini, dan beliau pun akhirnya meniggal pada tahun 1938 karena sakit dalam keadaan jomblo. Beliau bahkan belum sempat ngerasain Indonesia Merdeka dimana lagunya ditetapkan sebagai lagu kebangsaan. Seandainya dia masih hidup setelah merdeka mungkin dia akan bilang “ahh..biasa aja merdeka..masih banyak orang bunuh diri karena ga kuat hidup melarat”.. dan seandainya dia masih hidup di era music sekarang ini dia akan berkomentar “kok banyak band bawain lagu Malaysia ya sekarang !!!!”.
*Untuk mengenang jasa jasanya oleh Megawati tanggal 9 Maret bertepatan dengan hari lahir nya ditetapkan sebagai hari “Musik Nasional” dengan semboyan “ayo ngeband”.

Next

Karena Sumpah Pemuda ini dianggap salah satu cikal bakal tekad Indonesia Bersatu maka Sumpah Pemuda menjadi sangat penting dalam skema pergerakan nasional kemerdekaan Indonesia, sejarah menempatkan tanggal 28 Oktober sebagai hari yang sangat penting. Sayang nya kalo hari ini penting knapa ga dijadiin tanggal merah ya?? Kan lumayan buat nambah2in libur..( anak sekolah, orang kantoran, guru, PNS, Mari berdoa agar 28 oktober jadi tanggal merah)…Amiiin.

Pemuda saat ini pemimpin di masa mendatang, itulah kata kata yang paling asyik untuk didengar soalnya kata-kata ini langsung ngajak kita menghayal jadi presiden, gubernur, pejabat berdasi dan banyak jabatan penting lain plus inklud hayalan masuk penjara kalo kena kasus korupsi. Dulu Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, Bung Kusnaini, dan rekan rekan sebayanya termasuk M. Natsir waktu memulai pergerakan juga masih berumur muda, muda banget malah ( tentunya ga semuda istri kedua Syech Puji lah hehe) 20an gitu, mereka anak-anak pinter dan berani, berani melawan para penjajah yang punya “senjata berwajah garang”.

Tidak ada komentar: