21 November 2008

causa yang haram

manusia makin canggih dan yang pasti makin pintar, makin canggih untuk berargumentasi dan juga pintar membuat warna nyata jadi kelabu.

beberapa waktu yang lalu jagad persilatan digoyang oleh dewi persik, nama yang kemudian selalu hadir di infotainment karena goyangan nya dianggap porno, di beberapa daerah bahkan ia dilarang tampil oleh pemerintah setempat karena dianggap mengusik ketenangan. yang unik adalah komentar dia terhadap pencekalan dirinya, secara pede dia menyampaikan causa yang haram atas perilaku yang dianggapnya "mulia".

saya bukan orang alim, tapi juga bukan orang bejad, saya akui goyangan nya bisa bikin kelelakian saya berkobar, tapi sekaligus juga malu karena dia sudah membuat ibu ku dan kaum nya makin dipandang rendah, dan berada dalam kondisi kehinaan seksual untuk sesuatu yang ditampilkan di depan umum, maaf buat saya ini menjadi tak lagi menarik.dan yang juga parah aktivis perempuan juga ikut bercausa yang haram untuk memikul plang nama berjudul kebebasan.

sob, ternyata sekarang manusia makin pintar untuk menjadikan causa yang haram sebagai landasan bagi apa yang saya istilahkan humanisme global. kesalehan individu pun berpijak atas logika causa yang haram, makin setan lah semuanya.

berbicara yang benar atas sesuatu yang jelas salah kaprah, seperti memahat di atas lumpur.
dalih untuk tidak saling menghakimi adalah justifikasi paling afdol, bahwa manusia tak ada yang sempurna dan tak selayaknya mengatakan orang lain bersalah atas apa yang telah dilakukan, buat mereka itulah humanisme global, bersikap ramah dan permisif atas apapun yang terjadi.

kalau memang tak ada satupun manusia yang boleh menghakimi orang lain itu berarti kita tak perlu punya institusi pengadilan, tutup jalur litigasi dan membuka kran mediasi.
setujukah anda kalau ryan, si homo berprilaku keji kita bebaskan dan mengatakan bahwa mungkin masih ada sisi baik yang patut kita hargai darinya, kemudian meminta keluarga korban lapang dada dan berdamai dengan keadaan.

ingat hukum ada karena bumi ini tak dihuni oleh satu orang, ada milyaran tapak kaki di atasnya. hak kita akan selalu dibatasi oleh kewajiban kita menghormati hak orang lain. hak kita terbatas karena ada orang lain juga punya hak, maka ketika ada yang telanjang dijalanan maka tolong hormati hak orang yang matanya tidak suka melihat anda telanjang.

atas dasar itu memang ada orang yang salah, salah menurut konteks punishment, salah karena melanggar norma agama dan punishment nya dari Tuhan, salah karena melabrak kaidah hukum sanksinya bisa berupa penjara atau denda, salah karena melindas kaidah adat dan sosial akan mendapatkan sanksi adat dan begitulah seterusnya.

kadang banyak orang karena terlalu pintar jadi salah masuk kamar, hal hal yang mudah dipahami justru menjadi rumit dengan teori yang tidak nyetel.
ada yang menganggap semua agama sama dan benar dan Tuhan adalah satu dengan banyak cara menujuNya. dan bodohnya banyak orang-orang pintar memakai logika pendek manusia untuk mengkaji Tuhan. seakan akan dia pernah langsung ngobrol langsung dengan Tuhan.
binatangnya lagi justru yang ingin menjalankan agama dengan benar dianggap ekstrim, membawa dalil-dalil kitabullah justru dianggap agitasi.

dunia sudah terlalu ramah, causa yang haram menjadi kitab baru untuk membenarkan teori setan, bahkan setan dianggap paling mengerti manusia.

yang terjadi keramahan itu sendiri yang telah menghancurkan bumi dan penghuninya, di indonesia banyak orang bodoh keliatan pintar dan beradab lalu dihargai habis-habisan.

sepertinya keramahtamahan dunia telah berpijak di atas tempat yang salah.
dan causa yang haram jadi nyanyian kebangsaan baru.

Tidak ada komentar: